-->

Halaman

    Social Items

Daripada Kita Saling Menyakiti, dari Lubuk Hati yang Paling Dalam Aku Akan Pergi

Kehidupan ini bukanlah bait-bait puisi yang bisa dipersembahkan menjadi lagu seperti karya Fiersa Besari. Kehidupan adalah kedinamisan yang kamu tak ketahui kapan akan naik, turun, jatuh dan bangun lagi.

Seperti kamu yang terlambat menyadari bahwa; mungkin hatimu hari ini berbeda dengan hatimu di esok hari. Semua hanya tak kau rasa karena logika selalu mendapatkan ruang untuk melakukan perannya. Hanya saja ketika logikamu telah pergi, maka hatimu akan meronta-ronta telah kehilangan seseorang yang tanpa kamu sadari sudah berada di relung hatimu.
Kesempatan kedua tidak akan pernah ada;
Bagaimana kamu akan mengatakan pada seseorang yang sudah berada di seberang jembatan? Seseorang yang pernah mengajakmu bercanda, pernah mengajakmu tertawa, kamu tak pernah sadari betapa berharganya dia. Sampai pada akhirnya dia berjalan kearah lain darimu, begitulah kamu akan tersadar bahwa ada ruang kosong yang terasa. Ruang yang selama ini terisi dengan seseorang yang tak pernah mau kau mengerti. Bahkan suaramu tak lagi bisa terbawa oleh angin bahkan jika berteriak sekalipun, dia mungkin tidak akan mendengar dan bagaimana dia akan kembali.

Hati yang berkehendak untuk berjalan pergi tak akan bisa kamu hentikan untuk kembali. Sesal memang menemani di akhir perjalanan kisah, tentang pertemuan dua anak manusia yang mungkin tidak berada pada waktu yang seharusnya. Suaramu mungkin tak akan lagi terdengar, deru hujan mungkin akan menggelamkan tangisan. Angin tak akan mampu lagi bertahan, tapi mengatakan adalah hal yang harus kamu lakukan.

Minta maaflah, tapi jangan menyesal karena hati tak pernah bisa kamu kendalikan. Iya, jawabanku memang berbeda dari waktu itu. Iya, aku baru menyadari bahwa ada ruang di hatiku yang terisi olehmu baru kusadari bahwa kepergianku tak berarti apa-apa untukmu.

Pergilah, jika kamu ingin pergi aku selalu ikhlaskan dan kudoakan kamu akan bertemu dengan seseorang di waktu yang tepat. Pergilah, maka kebingunganmu atas “kita” juga akan berakhir.

Di masa depan aku akan lebih berhati-hati, melihat lebih dalam, mendengar lebih lama, memikirkan lebih banyak agar aku bisa tahu dan tidak akan membiarkan orang yang berarti bagiku menyakiti hatiku lagi. “Maaf tapi tak kusesali”

Tulisan ini aku persembahkan untuk kamu, seseorang yang selama ini telah mengajarkanku berjuang dan melatih kesabaran. TERIMA KASIH

Tak Perlu Lagi Saling Menyakiti, Demi Kita, Aku Akan Pergi

Dear Senja, pantaskah aku menemanimu

Apa aku pantas menemanimu kala sore ada?
Senja, Kamu begitu indah, dan aku tidak pernah seindah semburat warnamu di kala sore menjelang. Yang aku hawatirkan, kepantasanku.
Satu warna itu tak pernah kumiliki, dan aku tau itu.
Senja, aku tahu, diantara warna indah yang kau lukiskan di kanvas takberbatas saat sore menjelang. Ada satu warna yang selalu ingin kau miliki untuk menemani menjemput malam.

Dear Senja : Apakah Aku Pantas Menemanimu?

Dear kamu yang seringkali datang dan pergi dalam hidupku. Mendekapku erat namun seketika itu mengabaikanku, memberikan hal indah namun kembali mengacaukannya, menyembuhkan luka namun menggoresnya lebih dalam lagi dan memberikanku harapan lalu membuangku.
mencintai tanpa di cintai

Aku menyadari, bahwa seringkali kamu memberikan hal-hal mengejutkan yang membuatku bahagia, membuatku merasa nyaman, tenang, aman dan kuat. Sering sekali peluk erat kamu berikan padaku, senyum terindahmu pun tak pernah lepas dari pandanganku, membuatku merasa penting di hidupmu.
Tapi itu kamu, yang selalu menjadi kamu dan melakukan apapun sesuka hatimu.
Melakukan apa saja yang membuatmu bahagia. Bisa jadi, kamu hanya kebetulan melakukan sesuatu yang aku suka dan membuatku bahagia. Namun aku tahu bukan itu tujuan utamamu. Kamu hanya memelukku saat kamu butuh pelukan di tengah kehidupanmu yang terkadang sepi. Kamu tidak ingin kehilangan aku, tapi nyatanya kehilangan aku bagimu bukan seperti apa yang aku bayangkan.
Kamu hanya takut kehilangan penghiburmu. Kamu takut tidak ada lagi yang bisa menjadi pelampiasan kesepianmu. Perasaanmu tidak nyata untukku.
Sesekali bertanyalah pada dirimu! Tidakkah kamu takut ketika Tuhan menukar posisi kita? Dimana Aku menjadi kamu, kamu menjadi aku.
Aku menyayangimu dengan tulus atau bisa di bilang “aku menyayangimu dengan bodoh”, begitu kata sahabatku. Aku tidak peduli seberapa dalam luka yang kamu berikan atau seberapa dalam kamu menyakiti aku. Aku selalu menerimamu ketika kamu datang dengan sejuta kesedihanmu dan membutuhkan aku untuk mengusir kesepianmu.

Aku hanya akan menangis sesekali ketika kamu mulai asyik dengan duniamu atau dengan siapapun mereka, lalu mengabaikan aku seakan aku tidak pernah ada. Aku akan terus tersenyum mendengarmu bercerita menggebu-gebu meski itu bukan tentang kita, bukan tentang aku. Aku hanya akan diam ketika kamu menyakiti. Aku tidak pernah berpikiran untuk membalasmu sedikit pun. Aku hanya akan diam ketika kamu menghancurkan hatiku.

Aku akan menyimpannya dan menyatukannya kembali sendiri. Aku hanya akan memendam kekecewaanku dalam-dalam kepadamu. Aku hanya akan tersenyum. Aku hanya akan mendoakan semoga hidupmu diiringi kebahagiaan selalu.

Aku tidak apa-apa, dek! Tenanglah saja! Jalani saja yang hatimu mau. Jika kamu membutuhkanku, datanglah ke sini! Aku di sini untukmu, meskipun hatiku belum sepenuhnya sembuh. Tidak akan kamu rasakan kekecewaanku. Aku tidak apa-apa, dek. Berlarilah sejauh mungkin, kejarlah apa yang kamu mau! Kembalilah kapan saja! Kamu tidak perlu takut sendirian. Selama ini, bukankah aku selalu ada ketika kamu butuhkan?
Bukankah aku tidak pernah mengeluh tentang perlakuanmu kepadaku? Mungkin pernah tapi itu sebatas ingin melihat reaksimu.
Tapi, aku tidak bisa menjanjikan ini selamanya. Aku juga ingin ada seseorang yang mengharapkan aku seperti aku mengharapkanmu. Aku tahu Tuhan sudah menyiapkannya untukku. Aku tidak bisa selamanya setegar ini untukmu. Aku hanya lelaki biasa. Hatiku tidak setegar itu. Lama-kelamaan, aku akan mati sendiri jika tetap keras kepala membiarkanmu tinggal di hatiku. Bisa-bisa mati hatiku kamu biarkan seperti itu. Jika tiba saatnya nanti, saat Tuhan mempertemukan aku dengannya yang menginginkanku, kumohon padamu jangan menyesal.

Jangan sesali lelaki yang pernah menyayangimu dengan tulus sedalam ini. Jangan pula memintaku kembali untukmu. Aku tidak ingin mengecewakannya yang menginginkan aku. Karena aku tahu benar bagaimana rasanya menginginkan seseorang yang tidak pernah menginginkanmu.
Bagiku, kamu cukup tahu bahwa aku pernah mencintaimu sedalam ini hingga membunuhku sendiri.
penakecil.id

Aku Tahu Bagaimana Rasanya Menginginkan Seseorang Yang Tidak Pernah Menginginkan Kita

Pena Kecil – mampu dan tidak itu bergantung pada kemauan kita bukan? Apakah ingin merubah atau tetap demikian.

Hai sobat, lama ya admin gak nulis lagi di blog ini. Kira-kira 1 bulan lebih blog ini vakum alias gak ke urus. Admin sibuk? Enggak juga. Cuma bingung aja kurang bahan buat update tulisan. Sobat ada yang mau nyumbangin tulisannya di blog ini? Silahkan ke halaman berikut Ayo Berkontribusi

Kali ini admin ingi berbagi sedikit lah tulisan, mumpung sempet nge.blog dan ada bahan updatean. Tulisannya demikian:
Hal yang sulit bahkan tidak bisa aku lakukan

Tak Pernah Mampu Melakukan yang Ku Ingini

Tak Pernah Mampu Melakukan yang Ku Ingini

Hai kamu yang katanya pernah mencintaiku... apa kabar hari ini.? Aku tuliskan sedikit isi yang terdapat dalam hatiku. Sulit bagiku untuk mengatakan, tapi...

Semoga kau memiliki waktu untuk membaca...
Pena Kecil - Sulit untuk mengatakan
Saat menulis ini, aku tidak memiliki kopi seperti biasanya yang sedikit mampu meredakan gelisahku, tidak sedang mendengarkan lagu-lagu yang bisa membuat moodku membaik, atau sedang duduk di cafe untuk mengusir kesepian dalam diriku. Tidak.

Saat menulis ini, aku tidak membisikkan mantra “aku baik-baik saja, atau aku pasti bisa” berulang kali, demi untuk menyakinkan diriku bahwa aku bisa baik-baik saja, tidak juga menahan air mata seperti malam-malam sebelumnya.

Saat menulis ini aku sedang begitu rindu, ya aku rindu. Aku ingin menyapamu, memelukmu dan berbisik bahwa aku tidak baik-baik saja tanpamu, bahwa aku lelah berpura-pura tidak mengharapkanmu, bahwa aku begitu ingin berada di sisimu, sebagai seseorang yang bisa berbagi keluh kesah dan cinta denganmu. Aku ingin.

Saat menulis ini, kubiarkan air mataku jatuh dengan deras, kubiarkan kesedihan menguasai diriku, sebab mengingatmu kali ini membuat dadaku penuh sesak, membuat tubuhku seolah hilang. Seperti dijatuhkan dari tempat paling tinggi. Sakit. Sangat sakit.

Aku tidak tahu sampai kapan aku sanggup untuk terus menyimpan semua ini, seperti menyalakan api dan membakar tubuhku sendiri. Namun tidak ada yang habis dan menjadi abu, ia terus menyala-nyala menyakitiku hari demi hari dan membuat hidupku terasa menyedihkan sekali.

Aku tidak tahu hingga kapan aku mampu bertahan untuk tetap diam, membiarkan kau menjelma pisau yang kubiarkan mengulituku pelan-pelan, hingga tak ada darah yang menetes, hingga tak ada luka yang kau sadari bahwa itu menyakitiku.

Aku tidak tahu sampai kapan, perasaan rindu bisa sebegini menakutkan.

Tidak, kesepian tidak bisa disembuhkan dengan keramaian. Sebab aku sering mencoba mendatangi tempat-tempat ramai untuk mengusir sepi, nyatanya aku semakin merasa asing dan kehilangan diriku sendiri.

Tidak, kesedihan tidak bisa disembuhkan dengan hal-hal lucu. Sebab saat aku menangis, komedi selucu apapun tidak akan bisa membuat aku tertawa lalu membuat kau seolah berhenti menyakitiku.

Tidak ada satu perasaan pun malam ini yang bisa disembuhkan kecuali dengan pelukanmu, tetapi sayangnya kau begitu jauh, kau begitu tak terengkuh. Dan aku semakin tenggelam dalam sakit yang panjang.

Begitu berat bagiku untuk mengatakan: bantu aku menyembuhkan kesakitan ini.

2019 © Pena Kecil - Sulit Bagiku Untuk Mengatakan (www.penakecil.id)*

Sulit Bagiku Untuk Mengatakan

Biarkan Saja dia Pergi Setiap orang pasti pernah mencintai, namun tidak semua cinta yang mereka miliki itu sama.
Pergialah, akau tidak akan melarangmu pergi
Ketika cinta yang kamu merikan mampu melebihi cinta terhadap diri sendiri, maka akan selalu ada maaf yang akan kau lakukan demi dia.

Ketika cinta yang kamu merikan mampu melebihi cinta terhadap diri sendiri, maka akan selalu ada pemakluman yang akan kau lakukan demi dia.

Biarkan Saja dia Pergi

Kebersamaan Kita itu Cinta Malam ini sangat sunyi. Sepi seakan menemaniku tanpa sekalipun ingin beranjak pergi. Ingatanku kembali mengenang sosok yang dulu memang pernah bersama. Ya, dulu memang pernah bersama.

Aku ingat saat aku dan dia masih bersama dalam satu rasa yang kami bilang itu adalah “CINTA”.

Dia orang yang menyiksa rasaku. Waktu itu sudah berlangsung lama, tapi hatiku tetap sama. Setidaknya cinta pernah mengantarkan aku bahagia bersamanya meskipun akhirnya aku harus rela cinta ini meyakitiku.
 Kebersamaan Kita itu Cinta

Apa kabar kamu sekarang ini?


Pernahkah kamu merasakan hal yang sama denganku sejak perpisahan beberapa waktu lalu? Aku di sini masih saja bermimpi tentang cita-cita yang pernah kita bicarakan dulu.

Kebersamaan Kita itu Cinta

Sudah lama sejak hari itu pena ku tak bercerita. Kali ini dia ingin berbicara. Dan lagi-lagi kamulah yang menjadi lakon utamanya.

Untuk yang kesekian kalinya, kamu berhasil membuat airmataku terjatuh hingga mebasahi pipi yang pernah kamu keringkan dengan bahagia.
Hari Ini Bukan Milik Kita tapi Milikmu - bahagiamu

Harusnya, Hari Ini Menjadi Hari Bahagia Kita


Tapi, lagi-lagi aku tersadar bahwa kita sudah bahagia. Ah buka kita, tapi kamu yang sudah bahagia.

Kata bahagia bagiku hanyalah sebatas fatamorgana. Aku bisa merasakan keberadaannya tapi aku tidak pernah bisa mendapatkannya.

Hari Ini Bukan Milik Kita tapi Milikmu

Subscribe Our Newsletter